FAQ Knowledge Base

Perusahaan Commission Agent adalah perusahaan yang bertindak sebagai agen atau perantara untuk melakukan penjualan atau pemasaran atas nama produsen atau pihak lain, dan menerima komisi atas penjualan yang berhasil. Dalam Transfer Pricing Documentation, terdapat beberapa Profit Level Indicator (PLI) yang sering digunakan untuk membandingkan tingkat profitabilitas perusahaan Commission Agent dengan entitas terkait lainnya. Berikut ini adalah beberapa PLI yang umum digunakan dalam konteks tersebut:

  • Commission Rate: Commission Rate adalah persentase komisi yang diterima oleh perusahaan Commission Agent atas penjualan yang berhasil dilakukan. Ini digunakan untuk membandingkan tingkat komisi yang diterima dengan standar pasar yang relevan.
  • Operating Profit Margin (OPM): OPM mengukur persentase perbedaan antara pendapatan operasional dan biaya operasional perusahaan. Ini digunakan untuk membandingkan profitabilitas operasional perusahaan Commission Agent dengan perusahaan sejenis di pasar yang relevan.
  • Return on Sales (ROS): ROS adalah persentase perbedaan antara pendapatan bersih dan pendapatan kotor. Ini digunakan untuk mengukur profitabilitas relatif dari penjualan perusahaan Commission Agent. ROS mencerminkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap unit penjualan.
  • Return on Investment (ROI): ROI adalah rasio yang mengukur keuntungan relatif yang dihasilkan dari investasi tertentu dibandingkan dengan biaya investasi tersebut. Ini memberikan indikasi tentang efektivitas penggunaan modal dan profitabilitas yang berkaitan dengan investasi perusahaan Commission Agent.
  • Sales Growth: Sales Growth mengukur tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan Commission Agent dari periode ke periode. Ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja penjualan perusahaan dan pertumbuhan bisnisnya.

Pemilihan PLI yang tepat untuk perusahaan Commission Agent harus mempertimbangkan karakteristik operasional khusus yang terkait dengan peran sebagai agen penjualan. Faktor seperti tingkat komisi yang diterima, biaya operasional, margin keuntungan atas penjualan, dan pertumbuhan penjualan perlu diperhitungkan. Pilihan PLI harus disesuaikan dengan karakteristik perusahaan dan kondisi pasar yang relevan agar dapat memberikan pembandingan yang akurat dan relevan dalam analisis transfer pricing.

Perusahaan Limited Risk Distributor (LRD) sering menggunakan beberapa metode profit level indicators (PLI) sebagai acuan dalam analisis transfer pricing. Berikut ini adalah beberapa PLI yang umum digunakan oleh perusahaan LRD:

  • Operating Margin: PLI ini mengukur keuntungan operasional sebagai persentase dari pendapatan operasional. Ini dapat digunakan untuk membandingkan margin keuntungan LRD dengan perusahaan serupa dalam industri yang sama.
  • Resale Price Margin: PLI ini mengukur marjin keuntungan yang diperoleh oleh LRD sebagai persentase dari harga jual kembali produk atau barang yang diterima dari pemasok. Hal ini membantu menentukan markup yang diterapkan oleh LRD pada produk yang dijualnya.
  • Cost Plus Margin: PLI ini mengukur marjin keuntungan yang diperoleh oleh LRD sebagai persentase dari biaya produksi atau biaya pembelian produk dari pemasok. Ini memungkinkan perbandingan dengan marjin keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan serupa dalam industri yang sama.
  • Berry Ratio: PLI ini membandingkan laba operasional bersih dengan aktiva operasional neto. Ini membantu dalam menentukan efisiensi penggunaan aktiva oleh LRD.
  • Return on Sales: PLI ini mengukur laba operasional sebagai persentase dari pendapatan penjualan. Ini memberikan gambaran tentang efisiensi dan rentabilitas LRD dalam aktivitas penjualan.

Perusahaan LRD dapat memilih PLI yang paling relevan berdasarkan karakteristik dan aspek bisnisnya. Penting untuk mencocokkan PLI dengan fungsi dan risiko yang diemban oleh LRD serta memastikan bahwa PLI yang dipilih sesuai dengan pedoman transfer pricing yang berlaku di yurisdiksi yang bersangkutan.

Perlu diingat bahwa pemilihan PLI yang tepat dan analisis transfer pricing yang akurat memerlukan pemahaman yang mendalam tentang bisnis perusahaan, industri, dan persyaratan hukum dan regulasi yang berlaku. Sebaiknya perusahaan mendapatkan nasihat profesional dari konsultan transfer pricing atau ahli pajak untuk memastikan kepatuhan dengan persyaratan transfer pricing yang berlaku.

Perusahaan Contract Distributor adalah perusahaan yang secara khusus terlibat dalam kegiatan distribusi barang atas nama produsen atau pihak lain berdasarkan kontrak. Dalam Transfer Pricing Documentation, terdapat beberapa Profit Level Indicator (PLI) yang sering digunakan untuk membandingkan tingkat profitabilitas perusahaan Contract Distributor dengan entitas terkait lainnya. Berikut ini adalah beberapa PLI yang umum digunakan dalam konteks tersebut:

  • Operating Profit Margin (OPM): OPM mengukur persentase perbedaan antara pendapatan operasional dan biaya operasional perusahaan. Ini digunakan untuk membandingkan profitabilitas operasional perusahaan Contract Distributor dengan perusahaan sejenis di pasar yang relevan.
  • Return on Sales (ROS): ROS adalah persentase perbedaan antara pendapatan bersih dan pendapatan kotor. Ini digunakan untuk mengukur profitabilitas relatif dari penjualan perusahaan Contract Distributor. ROS mencerminkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap unit penjualan.
  • Gross Profit Margin (GPM): GPM adalah persentase perbedaan antara pendapatan kotor dan biaya langsung yang terkait dengan distribusi barang. Ini dapat memberikan gambaran tentang tingkat profitabilitas dari kegiatan distribusi perusahaan Contract Distributor.
  • Return on Investment (ROI): ROI adalah rasio yang mengukur keuntungan relatif yang dihasilkan dari investasi tertentu dibandingkan dengan biaya investasi tersebut. Ini memberikan indikasi tentang efektivitas penggunaan modal dan profitabilitas yang berkaitan dengan investasi perusahaan Contract Distributor.
  • Inventory Turnover: Inventory Turnover mengukur seberapa cepat perusahaan Contract Distributor dapat menjual persediaan barang yang dimilikinya. Ini digunakan untuk mengevaluasi efisiensi manajemen inventaris dan operasi penjualan perusahaan.

Pemilihan PLI yang tepat untuk perusahaan Contract Distributor harus mempertimbangkan karakteristik operasional khusus yang terkait dengan peran sebagai pihak yang melakukan distribusi atas nama produsen atau pihak lain. Faktor seperti biaya operasional, margin keuntungan atas penjualan, efisiensi manajemen inventaris, dan tingkat risiko yang diambil perlu diperhitungkan. Pilihan PLI harus disesuaikan dengan karakteristik perusahaan dan kondisi pasar yang relevan agar dapat memberikan pembandingan yang akurat dan relevan dalam analisis transfer pricing.

Perusahaan Fully Fledged Distributor adalah perusahaan yang secara khusus terlibat dalam kegiatan distribusi barang antara produsen dan konsumen. Dalam Transfer Pricing Documentation, terdapat beberapa Profit Level Indicator (PLI) yang sering digunakan untuk membandingkan tingkat profitabilitas perusahaan Fully Fledged Distributor dengan entitas terkait lainnya. Berikut ini adalah beberapa PLI yang umum digunakan dalam konteks tersebut:

  • Operating Profit Margin (OPM): OPM mengukur persentase perbedaan antara pendapatan operasional dan biaya operasional perusahaan. Ini digunakan untuk membandingkan profitabilitas operasional perusahaan Fully Fledged Distributor dengan perusahaan sejenis di pasar yang relevan.
  • Return on Sales (ROS): ROS adalah persentase perbedaan antara pendapatan bersih dan pendapatan kotor. Ini digunakan untuk mengukur profitabilitas relatif dari penjualan perusahaan Fully Fledged Distributor. ROS mencerminkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap unit penjualan.
  • Gross Profit Margin (GPM): GPM adalah persentase perbedaan antara pendapatan kotor dan biaya langsung yang terkait dengan distribusi barang. Ini dapat memberikan gambaran tentang tingkat profitabilitas dari kegiatan distribusi perusahaan Fully Fledged Distributor.
  • Return on Investment (ROI): ROI adalah rasio yang mengukur keuntungan relatif yang dihasilkan dari investasi tertentu dibandingkan dengan biaya investasi tersebut. Ini memberikan indikasi tentang efektivitas penggunaan modal dan profitabilitas yang berkaitan dengan investasi perusahaan Fully Fledged Distributor.
  • Inventory Turnover: Inventory Turnover mengukur seberapa cepat perusahaan Fully Fledged Distributor dapat menjual persediaan barang yang dimilikinya. Ini digunakan untuk mengevaluasi efisiensi manajemen inventaris dan operasi penjualan perusahaan.

Pemilihan PLI yang sesuai untuk perusahaan Fully Fledged Distributor harus mempertimbangkan karakteristik operasional khusus yang terkait dengan kegiatan distribusi barang. Faktor seperti biaya operasional, margin keuntungan atas penjualan, dan efisiensi manajemen inventaris perlu diperhitungkan. Pilihan PLI harus disesuaikan dengan karakteristik perusahaan dan kondisi pasar yang relevan agar dapat memberikan pembandingan yang akurat dan relevan dalam analisis transfer pricing.

Perusahaan Toll Manufacturer adalah perusahaan yang menerima bahan baku dari pihak lain untuk diolah atau diproses menjadi produk jadi berdasarkan spesifikasi yang diberikan. Dalam Transfer Pricing Documentation, terdapat beberapa Profit Level Indicator (PLI) yang sering digunakan untuk membandingkan tingkat profitabilitas perusahaan Toll Manufacturer dengan entitas terkait lainnya. Berikut ini adalah beberapa PLI yang umum digunakan dalam konteks tersebut:

  • Operating Profit Margin (OPM): OPM mengukur persentase perbedaan antara pendapatan operasional dan biaya operasional perusahaan. Ini digunakan untuk membandingkan profitabilitas operasional perusahaan Toll Manufacturer dengan perusahaan sejenis di pasar yang relevan.
  • Return on Assets (ROA): ROA adalah rasio antara pendapatan bersih dan total aset perusahaan. Ini membantu mengukur tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh aset yang digunakan dalam operasi perusahaan Toll Manufacturer. ROA dapat memberikan gambaran tentang efisiensi penggunaan aset dan profitabilitas yang berkaitan dengan aset tersebut.
  • Return on Sales (ROS): ROS adalah persentase perbedaan antara pendapatan bersih dan pendapatan kotor. Ini digunakan untuk mengukur profitabilitas relatif dari penjualan perusahaan Toll Manufacturer. ROS mencerminkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap unit penjualan.
  • Markup on Cost: Markup on Cost adalah persentase perbedaan antara harga jual dan biaya produksi perusahaan Toll Manufacturer. Ini digunakan untuk membandingkan keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan dengan biaya produksi yang terlibat dalam kontrak manufaktur. Markup on Cost mencerminkan keuntungan relatif yang diperoleh oleh perusahaan atas biaya produksi.
  • Return on Investment (ROI): ROI adalah rasio yang mengukur keuntungan relatif yang dihasilkan dari investasi tertentu dibandingkan dengan biaya investasi tersebut. Ini memberikan indikasi tentang efektivitas penggunaan modal dan profitabilitas yang berkaitan dengan investasi perusahaan Toll Manufacturer.

Pemilihan PLI yang tepat untuk perusahaan Toll Manufacturer harus mempertimbangkan karakteristik khusus yang terkait dengan peran sebagai pihak yang melakukan proses atau pengolahan atas bahan baku yang disediakan oleh pihak lain. Faktor seperti tingkat risiko yang diambil, biaya operasional yang terlibat, dan aset yang digunakan dalam proses produksi perlu dipertimbangkan. Pilihan PLI harus disesuaikan dengan karakteristik perusahaan dan kondisi pasar yang relevan agar dapat memberikan pembandingan yang akurat dan relevan dalam analisis transfer pricing.

Perusahaan Contract Manufacturer adalah perusahaan yang secara khusus terlibat dalam produksi barang atau komponen berdasarkan kontrak dengan perusahaan lain. Dalam Transfer Pricing Documentation, terdapat beberapa Profit Level Indicator (PLI) yang sering digunakan untuk membandingkan tingkat profitabilitas perusahaan Contract Manufacturer dengan entitas terkait lainnya. Berikut ini adalah beberapa PLI yang umum digunakan dalam konteks tersebut:

  • Operating Profit Margin (OPM): OPM mengukur persentase perbedaan antara pendapatan operasional dan biaya operasional perusahaan. Ini digunakan untuk membandingkan profitabilitas operasional perusahaan Contract Manufacturer dengan perusahaan sejenis di pasar yang relevan.
  • Return on Assets (ROA): ROA adalah rasio antara pendapatan bersih dan total aset perusahaan. Ini membantu mengukur tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh aset yang digunakan dalam operasi perusahaan Contract Manufacturer. ROA dapat memberikan gambaran tentang efisiensi penggunaan aset dan profitabilitas yang berkaitan dengan aset tersebut.
  • Return on Sales (ROS): ROS adalah persentase perbedaan antara pendapatan bersih dan pendapatan kotor. Ini digunakan untuk mengukur profitabilitas relatif dari penjualan perusahaan Contract Manufacturer. ROS mencerminkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap unit penjualan.
  • Markup on Cost: Markup on Cost adalah persentase perbedaan antara harga jual dan biaya produksi perusahaan Contract Manufacturer. Ini digunakan untuk membandingkan keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan dengan biaya produksi yang terlibat dalam kontrak manufaktur. Markup on Cost mencerminkan keuntungan relatif yang diperoleh oleh perusahaan atas biaya produksi.
  • Return on Investment (ROI): ROI adalah rasio yang mengukur keuntungan relatif yang dihasilkan dari investasi tertentu dibandingkan dengan biaya investasi tersebut. Ini memberikan indikasi tentang efektivitas penggunaan modal dan profitabilitas yang berkaitan dengan investasi perusahaan Contract Manufacturer.

Pilihan PLI yang sesuai untuk perusahaan Contract Manufacturer harus mempertimbangkan karakteristik operasional khusus yang terkait dengan kontrak manufaktur. Misalnya, karena perusahaan Contract Manufacturer mungkin tidak memiliki kepemilikan intelektual atas produk yang mereka produksi, PLI seperti OPM, ROS, atau Markup on Cost dapat menjadi lebih relevan daripada PLI yang berfokus pada pengembangan produk atau kekayaan intelektual. Selain itu, pemilihan PLI harus disesuaikan dengan karakteristik perusahaan dan kondisi pasar yang relevan agar dapat memberikan pembandingan yang akurat dan relevan dalam analisis transfer pricing.

Perusahaan Fully Fledged Manufacturer adalah perusahaan yang terlibat dalam produksi atau manufaktur barang dengan melibatkan berbagai fungsi, risiko, dan aset yang signifikan. Dalam Transfer Pricing Documentation, ada beberapa Profit Level Indicator (PLI) yang sering digunakan untuk membandingkan tingkat profitabilitas perusahaan Fully Fledged Manufacturer dengan entitas terkait lainnya. Berikut ini adalah beberapa PLI yang umum digunakan dalam konteks tersebut:

  • Operating Profit Margin (OPM): OPM mengukur persentase perbedaan antara pendapatan operasional dan biaya operasional perusahaan. Ini digunakan untuk membandingkan profitabilitas operasional perusahaan Fully Fledged Manufacturer dengan perusahaan sejenis di pasar yang relevan.
  • Return on Assets (ROA): ROA adalah rasio antara pendapatan bersih dan total aset perusahaan. Ini membantu mengukur tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh aset yang digunakan dalam operasi perusahaan Fully Fledged Manufacturer. ROA dapat memberikan gambaran tentang efisiensi penggunaan aset dan profitabilitas yang berkaitan dengan aset tersebut.
  • Return on Sales (ROS): ROS adalah persentase perbedaan antara pendapatan bersih dan pendapatan kotor. Ini digunakan untuk mengukur profitabilitas relatif dari penjualan perusahaan Fully Fledged Manufacturer. ROS mencerminkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap unit penjualan.
  • Return on Investment (ROI): ROI adalah rasio yang mengukur keuntungan relatif yang dihasilkan dari investasi tertentu dibandingkan dengan biaya investasi tersebut. Ini memberikan indikasi tentang efektivitas penggunaan modal dan profitabilitas yang berkaitan dengan investasi perusahaan Fully Fledged Manufacturer.
  • Gross Profit Margin (GPM): GPM adalah persentase perbedaan antara pendapatan kotor dan biaya langsung. Ini dapat memberikan gambaran tentang tingkat profitabilitas dari kegiatan produksi perusahaan Fully Fledged Manufacturer, dengan mempertimbangkan biaya langsung yang terkait dengan produksi barang.

Perusahaan Fully Fledged Manufacturer sering memiliki kompleksitas operasional yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan dengan karakterisasi usaha lainnya. Dalam konteks ini, PLI yang dipilih harus memperhitungkan fungsi produksi, risiko, dan aset yang terlibat dalam kegiatan manufaktur. Pilihan PLI harus sesuai dengan karakteristik perusahaan Fully Fledged Manufacturer dan kondisi pasar yang relevan agar dapat memberikan pembandingan yang akurat dan relevan dalam analisis transfer pricing.

Dalam analisis fungsional dalam konteks transfer pricing, karakterisasi usaha (business characterization) mengacu pada pemahaman yang komprehensif tentang peran, fungsi, risiko, dan aset yang dimiliki dan dijalankan oleh entitas terkait dalam transaksi lintas batas. Karakterisasi usaha yang tepat adalah elemen penting dalam menentukan alokasi keuntungan yang wajar antara entitas terkait. Berikut ini adalah beberapa jenis karakterisasi usaha yang sering digunakan dalam analisis fungsional:

  • Pengolahan/Produksi: Karakterisasi ini mencakup entitas yang terlibat dalam kegiatan pengolahan atau produksi barang. Mereka mungkin bertanggung jawab atas risiko produksi, penelitian dan pengembangan produk, manajemen rantai pasokan, dan pemegang hak kekayaan intelektual terkait.
  • Distribusi: Karakterisasi ini mencakup entitas yang terlibat dalam distribusi barang antara produsen dan konsumen. Mereka mungkin bertanggung jawab atas risiko penjualan, pemasaran, manajemen inventaris, dan pengembangan pasar.
  • Pemasaran dan Penjualan: Karakterisasi ini fokus pada entitas yang terlibat dalam kegiatan pemasaran, promosi, dan penjualan produk atau jasa. Mereka mungkin bertanggung jawab atas risiko pemasaran, pengembangan merek, penjualan langsung, dan manajemen hubungan pelanggan.
  • Penelitian dan Pengembangan: Karakterisasi ini mencakup entitas yang terlibat dalam penelitian dan pengembangan produk atau teknologi baru. Mereka mungkin bertanggung jawab atas risiko riset, pengembangan inovasi, perlindungan kekayaan intelektual, dan transfer teknologi.
  • Manajemen Fungsional: Karakterisasi ini merujuk pada entitas yang bertanggung jawab atas fungsi manajemen yang meliputi pengambilan keputusan strategis, pengawasan umum, koordinasi global, dan pengendalian risiko. Mereka mungkin memiliki kontrol dan tanggung jawab atas keputusan yang mempengaruhi kinerja entitas terkait.
  • Pembiayaan: Karakterisasi ini mencakup entitas yang memberikan pembiayaan kepada entitas terkait dalam grup perusahaan. Mereka mungkin bertanggung jawab atas risiko keuangan, pengelolaan likuiditas, dan pengaturan pinjaman atau modal.

Penting untuk mengidentifikasi karakterisasi usaha yang akurat dan tepat dalam analisis fungsional, karena akan mempengaruhi alokasi keuntungan yang wajar antara entitas terkait. Setiap jenis karakterisasi usaha dapat melibatkan fungsi, risiko, dan aset yang berbeda, dan masing-masing perlu dipertimbangkan secara komprehensif dalam analisis transfer pricing.

Karakteristik Usaha dapat berpengaruh terhadap Profit Level Indicator (PLI) yang digunakan. Berikut ini adalah hubungan antara Karakteristik Usaha dan PLI:

  • Industri: Setiap industri memiliki karakteristik unik yang mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan di dalamnya. Faktor seperti persaingan, struktur biaya, dan risiko industri dapat berdampak pada PLI yang relevan. Misalnya, dalam industri dengan persaingan yang ketat, tingkat profitabilitas mungkin lebih rendah, dan oleh karena itu, PLI seperti ROS atau OPM yang lebih rendah mungkin lebih sesuai.
  • Skala Operasi: Ukuran dan skala operasi perusahaan dapat mempengaruhi PLI yang digunakan. Perusahaan besar dengan skala operasi yang besar mungkin memiliki efisiensi yang lebih tinggi dan kemampuan untuk mencapai tingkat profitabilitas yang lebih tinggi. Dalam hal ini, PLI seperti OPM atau ROA dapat digunakan untuk membandingkan profitabilitas dengan perusahaan sejenis.
  • Tingkat Risiko: Tingkat risiko yang dihadapi oleh perusahaan juga dapat mempengaruhi PLI yang relevan. Perusahaan yang beroperasi di industri yang berisiko tinggi atau yang menghadapi ketidakpastian ekonomi mungkin memiliki tingkat profitabilitas yang lebih tinggi untuk mempertimbangkan risiko tersebut. PLI seperti ROCE atau ROI dapat mencerminkan tingkat pengembalian yang diharapkan dengan memperhitungkan risiko.
  • Lokasi Geografis: Karakteristik dan kondisi ekonomi di lokasi geografis perusahaan dapat berdampak pada PLI yang digunakan. Faktor-faktor seperti peraturan pajak, tingkat upah, dan kondisi pasar lokal dapat mempengaruhi tingkat profitabilitas. Dalam hal ini, PLI harus mencerminkan kondisi pasar dan lingkungan bisnis di lokasi tersebut.
  • Model Bisnis: Perbedaan dalam model bisnis, strategi penjualan, dan struktur biaya perusahaan dapat mempengaruhi PLI yang relevan. Perusahaan yang fokus pada penjualan produk atau jasa dengan margin keuntungan tinggi mungkin menggunakan PLI seperti ROS atau OPM. Sementara itu, perusahaan yang mengandalkan aset dalam operasinya mungkin menggunakan PLI seperti ROA atau ROCE.

Pemilihan PLI dalam Transfer Pricing Documentation harus mempertimbangkan karakteristik perusahaan yang spesifik, termasuk industri, skala operasi, tingkat risiko, lokasi geografis, dan model bisnis. PLI yang dipilih harus mencerminkan keadaan nyata perusahaan agar dapat memberikan perbandingan yang akurat dan memastikan kepatuhan dengan prinsip transfer pricing.

Berikut ini adalah contoh penerapan Profit Level Indicator (PLI) dalam Transfer Pricing Documentation:

  • Contoh 1: OPM (Operating Profit Margin) Dalam skenario ini, perusahaan A dan perusahaan B adalah entitas terkait yang terlibat dalam transaksi pembelian dan penjualan produk tertentu. Untuk memastikan harga transaksi yang wajar, OPM dapat digunakan sebagai PLI. Misalnya, OPM perusahaan A adalah 10%, sedangkan OPM perusahaan B adalah 15%. Dalam kasus ini, entitas terkait harus memastikan bahwa harga transaksi mencerminkan tingkat profitabilitas yang wajar dan sejalan dengan OPM sektor atau industri yang relevan.
  • Contoh 2: ROS (Return on Sales) Dalam skenario ini, perusahaan C dan perusahaan D adalah entitas terkait yang terlibat dalam transaksi jasa. ROS dapat digunakan sebagai PLI untuk membandingkan profitabilitas relatif dari penjualan jasa antara entitas terkait. Misalnya, ROS perusahaan C adalah 20%, sedangkan ROS perusahaan D adalah 25%. Dalam hal ini, entitas terkait harus memastikan bahwa harga transaksi mencerminkan profitabilitas yang wajar berdasarkan ROS yang sesuai.
  • Contoh 3: TNMM (Transactional Net Margin Method) Dalam skenario ini, perusahaan E dan perusahaan F adalah entitas terkait yang terlibat dalam transaksi penjualan barang. TNMM dapat digunakan sebagai metode untuk membandingkan keuntungan bersih terkait dengan pendapatan bersih atau biaya operasional. Misalnya, TNMM menunjukkan bahwa entitas independen dalam industri yang serupa menghasilkan rasio keuntungan bersih terkait dengan pendapatan bersih sebesar 8%. Dalam hal ini, entitas terkait harus memastikan bahwa keuntungan bersih yang dihasilkan dalam transaksi mereka berada dalam kisaran wajar yang sejalan dengan TNMM yang relevan.
  • Contoh 4: CPM (Comparable Profits Method) Dalam skenario ini, perusahaan G adalah entitas terkait yang memasok produk kepada perusahaan H, entitas terkait lain dalam grup perusahaan. CPM dapat digunakan untuk membandingkan keuntungan operasional bersih dari entitas terkait dengan keuntungan yang diharapkan dari entitas independen yang beroperasi dalam kondisi pasar yang serupa. Dalam hal ini, entitas terkait harus memastikan bahwa keuntungan operasional bersih yang dihasilkan sebanding dengan keuntungan yang diharapkan dari entitas independen yang sebanding.

Penerapan PLI dalam Transfer Pricing Documentation sangat tergantung pada skenario bisnis dan faktor-faktor spesifik yang terlibat dalam transaksi lintas batas. Penting untuk memilih PLI yang paling sesuai dengan situasi khusus dan mengacu pada pedoman transfer pricing yang berlaku di yurisdiksi terkait.

Chat WhatsApp Kami